Kisi-kisi mid semester Gasal PPKn Kelas VII SMP

Table of Contents

BPUPKI dan Perumusan Dasar Negara

Sidang BPUPKI diadakan dua kali. Sidang pertama berlangsung pada 29 Mei–1 Juni 1945 untuk membahas dasar negara, dan sidang kedua berlangsung pada 10–16 Juli 1945 untuk membahas rancangan Undang-Undang Dasar. Tujuan dari sidang ini adalah merumuskan dasar negara Indonesia serta mempersiapkan kemerdekaan.

sumber : https://id.m.wikipedia.org/

Kekalahan Jepang dari Sekutu membuat Jepang semakin lemah dan akhirnya menyerah pada 14 Agustus 1945. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mempercepat persiapan kemerdekaan.

Tokoh-tokoh penting dalam sidang BPUPKI adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua, serta Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, Abikoesno Tjokrosoejoso, Ahmad Soebardjo, Abdul Kahar Muzakir, dan KH. Wahid Hasyim. Mereka adalah tokoh bangsa yang berperan besar dalam mempersiapkan kemerdekaan.

Tugas utama BPUPKI adalah menyusun rancangan dasar negara dan merancang UUD untuk Indonesia merdeka. Dari hasil kerja Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI lahirlah Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Piagam ini berisi rumusan awal Pancasila yang kemudian menjadi cikal bakal dasar negara Indonesia.

Sebagai catatan sejarah, tokoh-tokoh dari STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) seperti dr. Cipto Mangunkusumo juga memberi kontribusi penting dalam pergerakan nasional. Mereka menjadi bagian dari generasi yang menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan mendorong lahirnya semangat kemerdekaan Indonesia.

Perang Asia Timur Raya dan Lahirnya Proklamasi

Perang Asia Timur Raya membawa dampak besar bagi bangsa Indonesia. Perang ini menyebabkan penderitaan, banyak korban jiwa, serta semakin lemahnya kekuasaan Jepang. Akhirnya, pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu, dan keadaan ini membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Pada masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan berat. Banyak rakyat dipaksa menjadi romusha (kerja paksa), mengalami kekurangan pangan, dan hidup dalam penindasan. Namun di balik penderitaan itu, tumbuh semangat perlawanan dan persatuan bangsa.

Hasil penting dari perjuangan menjelang kemerdekaan adalah Piagam Jakarta yang disahkan pada 22 Juni 1945. Piagam ini menjadi dasar rumusan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Tokoh-tokoh kemerdekaan memberi teladan besar. Soekarno dan Hatta dengan berani memproklamasikan kemerdekaan, sedangkan golongan pemuda seperti Sutan Syahrir, Wikana, dan Chaerul Saleh menunjukkan semangat nasionalisme dan dorongan kuat agar proklamasi segera dilaksanakan. Perbedaan pandangan muncul antara golongan tua yang berhati-hati dalam menentukan waktu proklamasi, dan golongan muda yang mendesak agar proklamasi dilakukan segera tanpa menunggu Jepang.

Hal ini memunculkan peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, ketika Soekarno dan Hatta dibawa oleh para pemuda ke Rengasdengklok. Tujuan peristiwa ini adalah agar proklamasi dilaksanakan secepatnya tanpa pengaruh Jepang.

Proses penyusunan teks proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Naskah awal ditulis tangan oleh Soekarno, lalu diketik ulang oleh Sayuti Melik. Peran Laksamana Maeda sangat penting karena ia memberikan tempat yang aman untuk menyusun teks proklamasi dan menjamin keselamatan para tokoh bangsa.

Akhirnya, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno didampingi Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Peristiwa ini menandai lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PPKI dan Persiapan Pemerintahan Indonesia

Setelah proklamasi, langkah berikutnya adalah membentuk pemerintahan yang sah. Untuk itu dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI beranggotakan tokoh-tokoh penting seperti Soekarno, Hatta, Ki Bagus Hadikusumo, Abikoesno Tjokrosoejoso, Maria Ulfah Santoso, dan Kasman Singodimedjo.

Para pendiri bangsa menunjukkan sikap teladan yang patut dicontoh, seperti rela berkorban demi bangsa, mendahulukan kepentingan bersama, dan menjaga persatuan. Nilai-nilai teladan ini sesuai dengan semangat Pancasila. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap ini bisa diwujudkan dengan gotong royong, musyawarah, adil terhadap sesama, serta menghormati perbedaan.

Tempat perumusan Pancasila adalah Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila di Jakarta). Hari lahir Pancasila ditetapkan pada 1 Juni 1945, saat Soekarno menyampaikan pidatonya di sidang BPUPKI.

Sidang-sidang PPKI menghasilkan keputusan penting:

  • 18 Agustus 1945: pengesahan Undang-Undang Dasar 1945, pemilihan Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.

  • 19 Agustus 1945: penetapan pembagian wilayah Indonesia ke dalam beberapa provinsi.

  • 22 Agustus 1945: pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Sebelum proklamasi, peristiwa Rengasdengklok juga menampilkan tokoh-tokoh pemuda seperti Sutan Syahrir, Wikana, Chaerul Saleh, dan Singgih. Mereka berperan penting dalam mendorong percepatan kemerdekaan.

BPUPKI sendiri dibentuk pada April 1945 oleh Jepang dengan tujuan menarik simpati rakyat Indonesia. Dari sidang-sidang BPUPKI lahir beberapa usulan dasar negara. Muhammad Yamin mengusulkan lima asas, yaitu perikemanusiaan, perikeadilan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Soepomo mengusulkan asas persatuan, kekeluargaan, musyawarah, dan keadilan sosial. Sedangkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 memperkenalkan gagasan Pancasila sebagai dasar negara.

Peristiwa Rengasdengklok sendiri bertujuan agar proklamasi segera dilaksanakan tanpa pengaruh Jepang.

Nilai Teladan dan Implementasi Pancasila

Nilai Pancasila tidak hanya berlaku pada masa kemerdekaan, tetapi juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk pengamalan adalah melalui musyawarah mufakat. Contoh sederhana adalah pemilihan ketua kelas, menyusun jadwal piket, atau rapat OSIS. Semua dilakukan dengan musyawarah demi kebaikan bersama.

Naskah proklamasi sendiri memiliki nilai historis yang sangat penting. Naskah ini ditulis tangan oleh Soekarno, kemudian diketik oleh Sayuti Melik di rumah Laksamana Maeda, dan dibacakan pada 17 Agustus 1945.

Berikut adalah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secara lengkap:

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta

Isi proklamasi ini menjadi dasar berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tonggak awal bagi bangsa Indonesia untuk mengatur kehidupannya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.


Soal Mid Semester Gasal PPKn

Posting Komentar