Kisi-kisi mid semester gasal (PTS) Seni Budaya Kelas VII SMP

Table of Contents

No. 1 – Perkembangan Tari Zaman Prasejarah

Pada masa prasejarah, manusia sudah menggunakan gerakan tubuh sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan, rasa syukur, dan harapan. Gerakan itu kemudian berkembang menjadi tarian yang dipakai dalam berbagai upacara, misalnya ritual memohon hujan, berburu, atau penyembuhan. Tari prasejarah biasanya sederhana, menirukan gerakan alam atau hewan di sekitar mereka. Walau masih sederhana, tari sudah memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat karena menjadi bagian dari kepercayaan dan kebersamaan mereka.



No. 2 – Bukti Perkembangan Tari Zaman Prasejarah

Bukti adanya tari sejak masa prasejarah terlihat dari berbagai peninggalan sejarah. Salah satunya adalah lukisan dinding gua yang memperlihatkan gambar manusia menari dengan posisi tangan dan kaki tertentu. Selain itu, ditemukan juga nekara perunggu, yaitu alat musik pukul yang sering digunakan untuk mengiringi upacara. Dari peninggalan ini dapat disimpulkan bahwa tari prasejarah bukan hanya gerakan tanpa arti, melainkan sudah menjadi bagian penting dari ritual dan budaya masyarakat.


No. 3 – Perkembangan Tari Zaman Hindu-Buddha

Ketika agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia, seni tari mengalami perkembangan yang besar. Tari tidak hanya berfungsi sebagai upacara adat, tetapi juga menjadi media untuk upacara keagamaan di candi atau pura. Gerakan tari pada masa ini lebih halus, teratur, dan biasanya diiringi gamelan. Kostum penari lebih indah dan sarat simbol. Banyak tarian juga menggambarkan cerita dari kitab Ramayana atau Mahabharata. Contohnya adalah Tari Rejang di Bali dan Tari Gambuh yang berkembang sebagai bagian dari ritual keagamaan sekaligus hiburan bagi bangsawan.


No. 4 – Perkembangan Tari Zaman Islam

Masuknya agama Islam ke Indonesia membawa pengaruh besar dalam perkembangan tari. Tari digunakan sebagai media dakwah dan sarana menyampaikan nilai-nilai keislaman. Gerakannya lebih sederhana, namun sarat makna dan diiringi dengan syair Islami. Contoh yang terkenal adalah Tari Saman dari Aceh yang mengandung pesan dakwah melalui syair-syairnya. Selain itu, muncul juga tari Wireng di Jawa yang menggambarkan latihan perang, menunjukkan semangat keberanian dan perjuangan.


No. 5 – Tari Pertunjukan

Tari pertunjukan adalah tari yang ditampilkan dengan tujuan hiburan. Tarian ini biasanya dipentaskan di panggung atau tempat umum untuk ditonton banyak orang. Ciri-cirinya adalah gerak yang menarik, kostum yang indah, musik yang mengiringi, dan penataan panggung yang mendukung. Tarian pertunjukan tidak lagi terikat pada upacara adat, melainkan lebih mengutamakan aspek estetika dan entertainment bagi penonton.


No. 6 – Perkembangan Tari Zaman Kolonial

Pada masa penjajahan Belanda, seni tari juga mengalami perkembangan. Beberapa tarian Indonesia dibawa ke Belanda untuk dipertunjukkan, misalnya tari Serimpi dari Jawa. Selain itu, muncul tarian baru dengan pengaruh Belanda, seperti tari Dolalak dari Purworejo. Tari Dolalak menggunakan kostum mirip seragam prajurit Belanda, diiringi musik khas, dan menjadi bukti terjadinya akulturasi budaya.


No. 7 – Perkembangan Tari Pasca Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, tari berkembang menjadi simbol identitas bangsa. Banyak lahir tari kreasi baru yang menggambarkan semangat kebebasan dan kreativitas masyarakat Indonesia. Contohnya adalah Tari Jaipong dari Jawa Barat yang mencerminkan kehidupan rakyat, energik, penuh semangat, dan menjadi ciri khas budaya Sunda. Tari pasca kemerdekaan lebih menekankan pada ekspresi seni sekaligus memperkuat jati diri bangsa.


No. 8 – Fungsi Tari

Tari memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia. Ada tari yang berfungsi untuk upacara adat, ada pula yang berfungsi untuk pendidikan, hiburan, dan wisata. Melalui tari, nilai-nilai budaya bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. Misalnya, tari adat untuk menghormati leluhur, tari pendidikan untuk menanamkan nilai kebersamaan, tari hiburan untuk dinikmati masyarakat, dan tari wisata untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia luar.


No. 9 – Fungsi Tari Pendidikan

Salah satu fungsi penting tari adalah sebagai pendidikan. Melalui tarian, seseorang dapat belajar nilai kebersamaan, kerja sama, disiplin, dan keindahan. Contoh yang terkenal adalah Tari Tarek Pukat dari Aceh. Gerakan tari ini menggambarkan kerja sama nelayan saat menarik jala, sekaligus memberi pesan bahwa kebersamaan akan mempermudah pekerjaan berat. Tari ini mengajarkan nilai gotong royong kepada penarinya maupun penonton.


No. 10 – Perkembangan Tari Pasca Kemerdekaan (Asal Tari)

Pada masa setelah kemerdekaan, banyak tarian baru lahir dari berbagai daerah. Setiap tarian memiliki asal daerah yang khas dan mencerminkan budaya setempat. Misalnya, Tari Jaipong berasal dari Jawa Barat, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, dan Tari Kecak dari Bali. Mengetahui asal tari penting agar kita bisa memahami keanekaragaman budaya Indonesia yang sangat kaya.


No. 11 – Fungsi Tari Sebagai Pertunjukan

Selain untuk upacara dan pendidikan, tari juga berfungsi sebagai pertunjukan. Fungsi ini lebih menekankan pada hiburan bagi penonton. Tari dipentaskan dengan kostum menarik, gerakan indah, musik yang harmonis, dan sering ditampilkan di panggung besar. Contoh fungsi tari ini terlihat pada festival budaya, acara kenegaraan, atau pertunjukan seni di daerah wisata.


No. 12 – Unsur Pokok Tari (Asal Daerah Tari)

Setiap tari memiliki unsur pokok, salah satunya adalah asal daerah. Tari selalu lahir dari lingkungan budaya tertentu. Misalnya, Tari Pendet berasal dari Bali, Tari Serimpi dari Yogyakarta, atau Tari Lengger dari Banyumas. Dengan mengetahui asal daerahnya, kita bisa memahami nilai budaya, adat, dan tradisi yang melatarbelakangi sebuah tari.


No. 13 – Unsur Pokok Tari (Asal Daerah Tari Lainnya)

Selain contoh di atas, masih banyak tari lain dengan ciri khas daerah masing-masing. Misalnya, Tari Tortor dari Sumatera Utara yang berkembang dalam masyarakat Batak, atau Tari Cakalele dari Maluku yang digunakan untuk upacara adat dan penyambutan tamu. Unsur asal daerah ini penting agar kita tidak salah mengenali identitas budaya dari suatu tarian.


No. 14 – Fungsi Tari (Menjodohkan Fungsi)

Fungsi tari sangat beragam, bisa dijodohkan sesuai dengan jenisnya:

  • Upacara → Tari Rejang di Bali.

  • Pendidikan → Tari Tarek Pukat di Aceh.

  • Hiburan → Tari Jaipong di Jawa Barat.

  • Wisata → Tari Kecak di Bali.
    Dengan memahami fungsi tari, siswa dapat mengetahui bahwa setiap tarian memiliki tujuan dan peran yang berbeda.


No. 15 – Macam Gerak (Analisis Ciri Tari)

Setiap tarian memiliki ciri gerak yang berbeda. Ada gerak yang lemah gemulai seperti dalam Tari Serimpi, ada gerak yang tegas dan dinamis seperti pada Tari Saman, dan ada pula gerak yang penuh semangat seperti pada Tari Jaipong. Melalui macam gerak ini, kita dapat menganalisis karakteristik dari setiap tarian.


No. 16 – Ciri Tari Sajian Wisata

Tari yang berfungsi sebagai sajian wisata biasanya ditampilkan untuk menarik perhatian wisatawan. Ciri-cirinya adalah gerakan yang atraktif, kostum berwarna cerah, dan durasi yang lebih singkat agar mudah dinikmati. Contoh: Tari Kecak di Bali yang menjadi daya tarik wisata dunia.


No. 17 – Tari dari Lereng Gunung Merapi

Indonesia memiliki banyak tari daerah yang lahir dari wilayah tertentu, salah satunya adalah tarian dari lereng Gunung Merapi. Contoh yang terkenal adalah Tari Topeng Ireng dari Magelang. Tarian ini menggambarkan semangat masyarakat lereng Merapi dalam menghadapi kehidupan, ditampilkan dengan kostum warna-warni dan gerak yang energik.


No. 18 – Tari Ciptaan Raden Tjetje Somantri

Seorang tokoh tari terkenal dari Jawa Barat, Raden Tjetje Somantri, menciptakan berbagai karya tari kreasi. Salah satunya adalah Tari Jaipong yang kemudian sangat populer sebagai tarian khas Sunda. Tari Jaipong menggambarkan semangat rakyat, ekspresi kebebasan, dan menjadi simbol identitas budaya Jawa Barat.


No. 19 – Gerakan Kepala dan Tubuh dalam Tari Jaipong

Tari Jaipong memiliki ciri khas gerakan yang unik, terutama pada bagian kepala dan tubuh. Gerakannya lincah, dinamis, dan penuh ekspresi. Misalnya, gerakan ngewer (goyangan kepala dan tangan), gerakan pinggul, dan kombinasi langkah kaki yang ritmis. Hal ini membuat Tari Jaipong berbeda dari tari tradisional lainnya.


No. 20 – Fungsi Tari (Narasi Fungsi Tari)

Tari memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat. Selain sebagai sarana upacara, pendidikan, hiburan, dan wisata, tari juga dapat menjadi media komunikasi budaya. Melalui gerakan dan ekspresi, pesan tertentu dapat disampaikan kepada penonton. Misalnya, Tari Saman tidak hanya indah, tetapi juga menyampaikan pesan dakwah Islam.


No. 21 – Fungsi Tari (Fungsi Lainnya)

Fungsi tari juga bisa dilihat dari perannya dalam mempererat hubungan sosial. Saat menari bersama, para penari belajar bekerja sama, saling mendukung, dan menjaga kekompakan. Tari tidak hanya hiburan, tetapi juga menjadi media kebersamaan dalam masyarakat.


No. 22 – Karakteristik Tari Kreasi

Tari kreasi adalah tari baru yang dikembangkan dari tari tradisional atau diciptakan berdasarkan ide kreatif seniman. Karakteristiknya antara lain: gerakan lebih bebas, kostum bervariasi, musik bisa tradisional atau modern, dan tujuannya biasanya untuk pertunjukan. Contohnya adalah Tari Jaipong atau Tari Merak dari Jawa Barat.


No. 23 – Fungsi Tari (Salah Satu Fungsi Tari)

Tari memiliki fungsi yang beragam, salah satunya adalah sebagai sarana hiburan. Dalam pertunjukan hiburan, tari ditampilkan untuk menghibur penonton melalui gerakan yang indah, musik yang meriah, serta kostum yang menarik. Tari hiburan biasanya lebih bebas, tidak terikat aturan adat yang ketat, dan lebih menekankan pada aspek estetika serta daya tarik pertunjukan.


No. 24 – Fungsi Tari (Fungsi Lainnya)

Selain hiburan, tari juga berfungsi sebagai media ekspresi diri. Melalui tarian, seseorang dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan pesan tertentu. Misalnya, seorang penari bisa mengekspresikan rasa bahagia, semangat perjuangan, atau bahkan kritik sosial melalui gerakan. Dengan demikian, tari bukan sekadar gerak indah, tetapi juga bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan kepada penonton.


No. 25 – Karakteristik Tari Kreasi

Tari kreasi merupakan pengembangan dari tari tradisional yang diberi sentuhan baru oleh seniman. Karakteristik tari kreasi antara lain:

  • Gerakan lebih bebas dan tidak selalu terikat aturan tradisi.

  • Musik pengiring bisa berupa musik tradisional maupun modern.

  • Kostum disesuaikan dengan tema pertunjukan, bisa tradisional atau modifikasi modern.

  • Biasanya diciptakan untuk pertunjukan, baik di panggung maupun acara budaya.

  • Contohnya adalah Tari Merak dari Jawa Barat yang terinspirasi dari gerakan burung merak, atau Tari Jaipong yang memadukan gerakan tradisional dengan kreasi baru.

Uraian No. 1 – Definisi Tari

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak tubuh yang indah, berirama, dan memiliki makna. Gerakan tari biasanya diiringi musik atau alat musik tertentu agar lebih hidup. Beberapa tokoh mendefinisikan tari, misalnya Soedarsono yang mengatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakan ritmis dan indah. Jadi, tari bukan hanya gerakan tanpa arti, tetapi memiliki pesan, nilai, dan tujuan tertentu.


Uraian No. 2 – Perkembangan Tari Zaman Prasejarah

Pada masa prasejarah, tari berkembang dari aktivitas sehari-hari dan kepercayaan masyarakat. Tari digunakan untuk ritual, misalnya memohon hujan, berburu, atau upacara keagamaan primitif. Bukti adanya tari prasejarah terlihat dari lukisan gua dan alat musik seperti nekara perunggu. Dari sini, kita bisa melihat bahwa tari sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu.


Uraian No. 3 – Perkembangan Tari Zaman Islam (Penerapan Tari)

Ketika Islam berkembang di Indonesia, tari ikut menyesuaikan dengan nilai-nilai baru. Tari digunakan sebagai media dakwah dan sarana untuk menyampaikan ajaran Islam. Misalnya, Tari Saman di Aceh yang mengandung syair-syair Islami, atau Tari Seudati yang menekankan nilai kebersamaan dan keagamaan. Hal ini menunjukkan bahwa seni tari mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan nilai budaya yang baru.


Uraian No. 4 – Definisi Tari Glipang

Tari Glipang adalah tari tradisional dari Probolinggo, Jawa Timur. Tarian ini menggambarkan semangat kepahlawanan dan perjuangan masyarakat. Gerakannya tegas, dinamis, dan penuh semangat, menggambarkan watak keras dan pemberani. Tari Glipang biasanya dipentaskan dalam acara adat atau hiburan masyarakat setempat. Dari sini terlihat bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki tarian dengan ciri khas dan nilai budaya masing-masing.


Uraian No. 5 – Fungsi Tari sebagai Pertunjukan

Salah satu fungsi utama tari adalah sebagai pertunjukan. Tari dipentaskan di hadapan penonton untuk memberikan hiburan dan pengalaman estetis. Dalam tari pertunjukan, aspek yang ditekankan adalah keindahan gerak, musik, kostum, dan tata panggung. Misalnya, Tari Jaipong di Jawa Barat sering dipentaskan dalam festival budaya atau acara kesenian untuk menghibur penonton sekaligus memperkenalkan budaya lokal.


Uraian No. 6 – Karakteristik Tari Kreasi

Tari kreasi memiliki ciri khas yang membedakannya dari tari tradisional. Gerakannya lebih bebas, kostumnya bisa dimodifikasi, musik pengiring bisa tradisional maupun modern, dan tujuannya lebih untuk pertunjukan. Tari kreasi lahir dari kreativitas seniman yang ingin mengembangkan tari tradisional tanpa meninggalkan akar budayanya. Contohnya adalah Tari Merak yang meniru gerakan burung merak dengan kostum berwarna-warni, atau Tari Jaipong sebagai hasil kreasi dari berbagai tari Sunda.


Uraian No. 7 – Tari Daerah sebagai Sarana Hiburan

Banyak tari daerah yang berfungsi sebagai hiburan. Tari jenis ini biasanya ditampilkan pada acara perayaan, pesta rakyat, atau festival budaya. Misalnya, Tari Jaipong dari Jawa Barat yang energik dan menghibur, atau Tari Dolalak dari Purworejo yang ceria dengan iringan musik khas. Tari hiburan biasanya lebih menekankan aspek keseruan dan daya tarik visual dibanding makna ritual.


Uraian No. 8 – Makna Tari Wisata

Tari juga berfungsi sebagai sajian wisata. Tarian ini ditampilkan khusus untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Contohnya Tari Kecak di Bali yang selalu dipentaskan untuk turis. Tari wisata memiliki ciri gerakan yang mudah dipahami, kostum yang mencolok, serta pertunjukan yang atraktif. Dengan begitu, tari tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mendukung pariwisata Indonesia.


Uraian No. 9 – Makna Tari Saman (Ditinjau dari Fungsi Tari)

Tari Saman dari Aceh bukan hanya indah dilihat, tetapi juga sarat makna. Jika ditinjau dari fungsi tari, Tari Saman berfungsi sebagai media dakwah karena syair yang dinyanyikan berisi ajaran Islam. Selain itu, Tari Saman juga menekankan kebersamaan dan kekompakan, karena penarinya harus bergerak serempak. Dengan demikian, Tari Saman mengajarkan nilai gotong royong, disiplin, dan religiusitas.


Uraian No. 10 – Tari Upacara

Banyak tari di Indonesia yang berfungsi sebagai upacara adat. Tari upacara biasanya ditampilkan pada momen penting, misalnya pernikahan, kelahiran, kematian, panen, atau ritual adat tertentu. Contohnya adalah Tari Rejang di Bali yang ditarikan di pura sebagai persembahan kepada dewa, atau Tari Cakalele di Maluku yang digunakan dalam upacara adat. Tari upacara memiliki fungsi sakral, bukan hanya hiburan, karena menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat.

Posting Komentar